Apalah Arti Sebuah Nama

One thing about my name, it’s not easy to say. Mungkin inilah yang akan terjadi bila nama anda diambil dari bahasa asing.

Tidak seperti nama yang berbau kebarat-baratan  seperti Richard, George, dan David yang lebih mudah diucapkan, nama saya rada ke Amerika Latin-an. Meskipun saya sangat bersyukur dengan nama pemberian Ibu saya (yang pada waktu saya muncul di dunia ini lagi ngefans banget dengan aktor dari Spanyol), side effectnya adalah terkadang saking sulitnya untuk mengucapkan, teman-teman saya jadi sering salah panggil dan malah cenderung sengaja memplesetkan. Nama sebuah burung yang pandai bicara sempat menjadi nama panggilan saya waktu kecil. Lebih parahnya lagi, masalah nama hampir membuat saya gak diterima di SMP yang notabene saya dinyatakan lulus ujian masuknya.  Amazing mengingat bagaimana huruf ‘G’ pada nama depan saya berganti dengan huruf ‘S’, no wonder saya tidak menemukan nama saya di deretan kelas-kelas di SMP. Ini orang yang ngetik kemampuan otaknya gimana sih, masa’ gak nyadar kalo dengan mengganti hurug ‘G’ itu dengan huruf ‘S’ maka kata yang dihasilkan adalah mustahil untuk sebuah nama?! Bloon.

Kemudian terjadi lagi persoalan akibat nama. Nama saya yang dekat artinya dengan ‘Bumi’ itu segera dianggap ‘saudara’ dengan mata pelajaran ‘Ilmu Bumi’ alias ‘Geografi’. Maka jadilah saya sepanjang kelas 1 SMP itu murid ‘kesayangan’ sang guru Geografi, tempat mencurahkan pertanyaan sepanjang jam pelajaran.

“Coba sebutkan batas-batas geografis Somalia! Yak, coba Geo tolong jawab!” …….

Belajar dari pengalaman tersebut, saya mencoba untuk memperkenalkan diri dengan alternatif nama panggilan lain, seperti nama panggilan di rumah. Namun apa daya, karena nama panggilan saya di rumah sebenarnya adalah gabungan dari nama kedua orang tua saya, setiap kali ada yang memanggil, “Wiinnn…”, alhasil saya dan ayah saya akan menengok.

Saya berpikir bahwa masa-masa ‘kegelapan’ akibat nama itu akan berakhir saat saya mendapat nama panggilan baru waktu SMA, ‘Xena‘. Busyeeet, dapat inspirasi darimanalah anak-anak itu sampai nama si Warrior Princess dilekatkan pada saya. Padahal apa sih tindakan paling maskulin yang saya lakukan? Paling banter juga nabokin anak-anak yang berhasrat mengusir saya dari tempat duduk saya yang nyaman dan aman di deretan paling belakang kelas, atau ya…., sekali dua kali trek-trekanlah… But that’s all, bukan berarti saya kompeten untuk diajak ikut tawuran tho?? Atau ngambil mangga tetangga sekolah yang ngejogrok ke depan kelas. Lama-kelamaan akhirnya image saya menjadi semakin maskulin, mengakibatkan saya lulus dengan zero boyfriend. Terima kasih teman…

Tapi apakah saya sebenarnya mempermasalahkan nama saya? Apakah saya lalu protes pada Ibunda tercinta karena memberikan nama itu pada saya? Oh, nooo!! Saya justru sangat bangga dengan nama tersebut, bangga dengan Ibu yang dapat menemukan nama yang sangat indah untuk putri pertamanya. Bayangkan saja, arti dari nama saya adalah :  ‘Wanita cantik yang dilahirkan di bumi’. Hehe…, ngiri? Jangan. Percayalah, pasti ada arti di balik nama anda, seperti yang diajarkan oleh orang tua saya bahwa nama anak adalah doa dari orang tuanya.

Dan ketika tidak semua staff Jepang di kantor saya dapat mengucapkan nama saya dengan sempurna karena tidak dapat mengucapkan huruf ‘L’, saya pun jadi tebiasa dipanggil dengan nama yang biasanya dimiliki laki-laki, “Rian san…, Rian san…,”

Mungkin seperti kata Shakespeare dalam Romeo and Juliet, “What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet”. In the end, it’s who you are that will define yourself.


2 thoughts on “Apalah Arti Sebuah Nama

  1. Apalah arti sebuah nama? Apa ya? Tambah dipikir malah jadi tambah berarti… Kacau, apa sih mau saya sebenarnya?!

  2. nama adalah sebuah doa,dan nama adalah pembeda,tanpa nama tentu sulit jadinya manggil orang lain:D

    tapi mungkin maksud shakespeare ngomong “what’s in a name…” supaya orang tidak dinilai hanya dari “kulit”nya atau namanya saja,tapi lebih kepada “isi”nya atau kepribadiannya kali ya??:D

Leave a comment